
mobic.store – Diketahui dari situs slot gacor mgo777, kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan (Imipas) bersama Polri tetap cari tujuh tahanan dan terpidana yang lari dari Rumah Tahanan (Rutan) Kelas I Salemba bulan November 2024.
Menteri Imipas Agus Andrianto saat dijumpai di Rutan Kelas I Cipinang, Jakarta, Selasa, menjelaskan penangkapan itu diberikan pada pihak kepolisian. Karena, Kementerian Imipas bertanggungjawab cuma untuk tempat pembimbingan.
“Ya jika petugasnya (petugas Rutan Salemba) telah dijatuhi hukuman. Untuk orangnya (tahanan dan terpidana kabur) kita minta bantuan ke kepolisian. Kita ‘kan (masalah) tempat saja,” sebut Agus.
Ia menjelaskan jika Kementerian Imipas tidak mempunyai wewenang untuk memburu atau tangkap buron. Oleh karenanya, dilaksanakan kerja sama dengan faksi kepolisian.
“Kita masih tetap bekerja sama dengan kepolisian, untuk lakukan kontribusi penangkapan ke mereka-mereka yang lari. Semoga mereka tidak keluar Indonesia dan kelak kita dapat ungkapkan adakah peran anggota dari dalam atau mungkin tidak,” tutur Agus.
Sekitar tujuh tahanan dan terpidana kasus narkoba larikan diri langkah membobol terali kamar di Rutan Kelas I Salemba, Jakarta Pusat, Selasa, 12 November 2024. Mereka diketahui lari dari rutan sekitaran jam 07.50 WIB.
Selesai peristiwa itu, kepala Rutan Salemba langsung tidak diaktifkan. Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjen PAS) membuat panitia bekerja sama Komisi XIII DPR RI untuk menginvestigasi kejadian diartikan.
Di kesempatan awalnya, Direktur Tehnologi Informasi dan Bekerja sama Ditjen PAS Marselina Budiningsih menjelaskan jika selainnya merajut kerja sama dengan kepolisian, Ditjen PAS berbicara dengan Tubuh Narkotika Nasional (BNN) mengincar beberapa tahanan dan terpidana narkoba yang kabur.
Untuk menghambat kejadian berulang-ulang, Ditjen PAS lakukan penskalaan pada tahanan atau terpidana berdasar kasus. Ditambah, beberapa tahanan yang kabur, seperti Murtala bin Ilyas, Meri Janwar bin Zainal Abidin, dan Maulana bin Sulaiman asal dari kasus yang masih sama, yaitu penyebaran narkoba.
“Kami memetakkan fasilitas-prasarana yang tidak begitu memberikan dukungan akan selekasnya dilakukan tindakan,” kata Marselina di Kantor BNN RI, Jakarta, Selasa (19/11/2024).