mobic.store – Korea Utara (Korut) mengirim 10 beberapa ribu pasukan Pyongyang ke medan tempur menolong Rusia menantang pasukan Ukraina. Memberi respon ini, Pimpinan pertahanan Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan (Korsel) mengatakan supaya Korut menarik pasukannya dari Rusia.
Dikutip AFP, Kamis (31/10/2024), Rusia dan Korut sudah perdalam koalisi politik dan militer sepanjang perang berguling. Tetapi, mengirimi pasukan Pyongyang ke medan tempur menantang pasukan Kyiv akan memunculkan eskalasi krusial hingga memacu kekuatiran internasional yang semakin makin tambah meluas.
“Saya mengatakan ke mereka untuk menarik pasukan mereka dari Rusia,” kata Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin di Pentagon. Datang juga Menteri Pertahanan Korsel Kim Yong-hyun, di sebelahnya.
Austin menjelaskan Amerika Serikat terus akan bekerja dengan sekutu dan partner untuk menghambat Rusia memakai pasukan itu dalam pertarungan.
Dalam pada itu, Kim menjelaskan ia percaya mobilisasi pasukan Korea Utara “bisa menyebabkan bertambahnya teror keamanan di semenanjung Korea.”
Hal itu karena “kemungkinan” Pyongyang akan minta transfer tehnologi dari Rusia untuk menolong program persenjataannya “termasuk senjata nuklir taktis, rudal balistik antarbenua, dan satelit pengintaian–sebagai imbalan atas mobilisasi pasukannya,” ucapnya.
Tetapi ia tidak umumkan peralihan pada peraturan lama Seoul yang melarang jual senjata ke zone perselisihan aktif termasuk Ukraina. Sudah diketahui, AS dan Ukraina awalnya minta Korsel pertimbangkan peraturan itu.
“Sekarang ini, tidak ada yang jelas,” kata Kim saat ditanyakan adakah gagasan untuk Korea Selatan untuk secara tidak segera menyuplai amunisi ke Ukraina.
Pentagon menjelaskan di hari awalnya jika “sebagian kecil” pasukan Korea Utara sudah dikeluarkan di daerah Kursk Rusia, tempat pasukan Ukraina sudah lakukan gempuran darat semenjak Agustus.
Gedung Putih menjelaskan jika pasukan Pyongyang bisa menjadi “sasaran militer yang resmi” bila mereka berperang menantang Ukraina.
Bila pasukan Korea Utara “berperang bersama tentara Rusia dalam perselisihan ini dan serang tentara Ukraina, tentara Ukraina memiliki hak untuk bela diri,” kata Austin.
Mereka bisa menjadi “faksi yang berperang bersama, dan Anda punyai banyak argumen untuk yakin jika… mereka akan terbunuh dan cedera karena pertarungan,” sambungnya.
Pyongyang menentang sudah mengirimi pasukan ke Rusia, tapi wakil menteri luar negerinya menjelaskan jika mobilisasi seperti itu terjadi, itu akan searah dengan etika-etika global.
Korea Utara dan Rusia sama dikenakan ancaman Federasi Bangsa-Bangsa (PBB). Pyongyang dijatuhkan ancaman atas program senjata nuklirnya, sedangkan Moskow atas perang Ukraina.
Menteri Luar Negeri Korea Utara Choe Son Hui ada di Moskow di hari Rabu untuk melangsungkan perbincangan “vital” dengan partnernya dari Rusia Sergei Lavrov, sedangkan Wang Yi sebagai diplomat paling tinggi untuk Tiongkok, sekutu diplomatik khusus Pyongyang, tengah mengulas kritis Ukraina dengan wakil menteri luar negeri Rusia di Beijing.